Serius? Pernah atheis?
Ya. Saya pernah tidak mengakui Tuhan dan peran-Nya dalam adanya alam semesta.
Tidak ada jejak Tuhan ketika alam semesta berawal, karena jika pun ada maka hasil observasi bagaimana alam semesta berawal akan singkron dengan apa yg Tuhan wahyukan di dalam kitab suci.
Jika pun memang Tuhan menciptakan alam semesta, mengapa harus ada "waktu"? Bukankah Tuhan omnipresence? Dia tahu ciptaan-Nya akan bagaimana dan akhirnya bagaimana. Lantas, untuk apa tetap melakukan penciptaan? Saya anggap segala yg dilakukan oleh Tuhan adalah keputusan yg bodoh, saya tidak suka jika Tuhan itu bodoh. Bagaimana Dia akan menjawab saya jika Dia pun tidak tau bahwa tindakan-Nya adalah sebuah kebodohan. Dengan menjadi tiran? Tinggal siksa saja siapapun yg menentang dan mempertanyakan-Nya?
Selanjutnya, makhluk hidup berevolusi untuk mempertahankan dirinya. Sejak segala kehidupan purba mulai berevolusi menyesuaikan lingkungan dan keadaan Bumi dimulai dari milyaran Tahun lalu, makhluk purba hingga masa kita sekarang berevolusi. Artinya kita mempertahankan hidup kita secara mandiri, kita menyesuaikan diri sendiri. Apakah ada jejak dan peran Tuhan dalam evolusi milyaran Tahun itu?
Ternyata, adanya kehidupan memanglah dari peran Tuhan. Saya menemukan jawabannya dari Elon Musk. Dalam suatu sesi Elon Musk berkata bahwa evolusi makhluk hidup, khususnya manusia itu tidak terjadi secara mandiri. Ada sosok yg memiliki Kemahasadaran yg membentuk kita semua dan dalam jangka waktu yg tidak sesuai dengan keharusan jika menggunakan perhitungan matematis. Ada keanehan bahwa evolusi terjadi kadang terlalu cepat dan mendahului teori, kadang evolusi tidak terjadi sama sekali atau terlalu lambat padahal di dalam jangka waktu tersebut harusnya evolusi terjadi. Itulah jawaban atas di mana peran Tuhan dalam adanya kehidupan.
Saya tersadar, jika Elon Musk yg mempunyai lebih banyak instrumen untuk membuktikan keberadaan Tuhan dan memecahkan banyak sekali misteri bisa menyadari bahwa Tuhan memang ada dan Maha Ada, siapa saya? Ternyata saya terlalu angkuh, meskipun saya tidak menerima penjelasan guru-guru saya dulu karena saya anggap remeh, bahwasanya kita terlalu terbatas untuk memahami yg Maha Tak Terhingga, saya anggap jawaban mereka hanyalah cuap² doktrin agamis yg mereka sendiri tidak mengerti apa yg mereka bicarakan, ternyata memang betul. Kita hanyalah mortal, makhluk yg terbatas.
ADS HERE !!!